Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Hipertensi untuk Ibu Hamil

KEHAMILAN dengan komplikasi sering menjadi penyebab tingkat kematian bayi dan ibu yang tinggi. Salah satunya adalah kehamilan yang disertai preeklampsia atau hipertensi.

Sayang, hipertensi atau tekanan darah tinggi itu sering dipandang sepele oleh kaum hawa. Padahal, penyakit tersebut justru menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Dibutuhkan edukasi dan penanganan sedini mungkin untuk mencegahnya.

Dewi, sebut saja begitu, mengalami hal tersebut. Perempuan 27 tahun yang saat ini tengah dirawat di Irna Obgyn RSUD dr Soetomo itu mengalami preeklampsia saat kandungannya akan memasuki usia tujuh bulan.

Saat ditemui kemarin, Dewi yang tengah duduk dengan wajah lesu di atas bed berujar merasa pusing pada kepala bagian belakang. “Awalnya rasanya itu berat dan sakit banget di belakang kepala,” jelasnya sambil memegang kepala.

Perempuan yang sedang hamil anak pertama itu mengungkapkan, pusing tersebut disertai pembengkakan di bagian tubuh. Sambil sesekali mengusap perut, warga yang tinggal di Jalan Raden Wijaya, Surabaya, itu memang memiliki riwayat keluarga yang mengalami darah tinggi.

Malam sebelum dilarikan ke RS dia sempat makan rawon. Keesokan paginya matanya membengkak. Dia pun dibawa ke salah satu RS di kawasan Jemursari. Setelah semalam dirawat dan tekanan darahnya semakin tinggi, Dewi dirujuk ke RSUD pada Selasa lalu (22/4).

Dr Aldika Akbar SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan RSUD dr Soetomo, mengatakan bahwa preeklampsia juga mengakibatkan kejang. Kejang yang terjadi secara berulang sangat berisiko menyerang bagian otak dan mengakibatkan stroke.

Selain kejang, preeklampsia berujung sesak napas. Sebab, dinding pembuluh darah bocor sehingga darah bisa merembes ke organ tubuh yang lain.

Dia menuturkan, banyak pasiennya yang tidak sadar risiko preeklampsia terhadap kehamilan. “Mereka beranggapan, tekanan darah tinggi adalah hal yang lumrah terjadi,” ungkapnya.

Padahal, justru itulah salah satu penyebab kematian terbesar pada ibu hamil. Sejak 2010 Aldika menyurvei pasien preeklampsia. Dalam setahun ada sekitar 3 ribu pasien hamil yang dirawat di obgyn. Sekitar 240 di antara mereka mengalami kehamilan dan komplikasi preeklampsia. “Itu sekitar 10-15 persen dari jumlah pasien,” terangnya.

Untuk menangani hal tersebut, dokter harus mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin. Namun, pada beberapa kasus tertentu, dokter melakukan persalinan dini untuk menyelamatkan si ibu. Itu dilakukan terutama pada kehamilan di bawah usia enam bulan. Sebab, salah satu solusi mengatasi preeklampsia adalah persalinan. “Jika si ibu sudah melahirkan, preeklampsia hilang,” katanya.

sumber:
jpnn.com

1 komentar untuk "Bahaya Hipertensi untuk Ibu Hamil"

  1. Mantap nih Sob, lebetulan istri loagi hamil, harus jaga kesehatan nih :)

    BalasHapus