Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kelebihan Kekurangan Posisi Tidur Bayi Telentang

Bagi Anda yang memiliki bayi pasti sudah tak asing lagi kalau terdengar slintingan yang mampir di telingan mengenai posisi tidur bayi ini. Tak sedikit juga para ibu yang kebingungan dalam memilih posisi tidur si buah hantinya.


Posisi tidur seperti ini pada umumnya ditemui pada bayi usia antara nol hingga tiga bulan. Hal ini dikarenakan bayi belum bisa berguling atau mengubah posisi tidurnya sendiri. Bagaimanapun juga, posisi tidur bayi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing di tiap posisi.

Kelebihan Kekurangan Tidur Telentang

Keunggulan posisi tidur bayi yang telentang adalah akan bisa mengurangi apnea atau berhenti bernafas. Juga akan bisa mengurangi resiko terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang artinya sindroma kematian bayi secara mendadak. Kalau boleh dibilang, posisi seperti inilah posisi tidur yang aman buat bayi bawah tiga bulan.





Itulah mengapa banyak orang tua memilih bayinya tidur dengan posisi telentang. Padahal kalau tidur telentang terus menerus, kepala bayi bisa peang (flat head), kepala rata di bagian belakang.

Hal ini terjadi karena kepala bayi yang baru lahir tulang-tulangnya belum menyatu, jaringan-jaringannya juga belum tumbuh. Sehingga apabila ada tekanan pada satu sisi yang signifikan dan terus menerus, akan menyebabkan kepalanya peang.




Namun begitu tekanan-tekanan pada satu sisi ini hilang, peangnya juga akan hilang, maklum kepala bayi masih kayak rawan tengkoraknya. Kepala bayi terus menerus tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.

Selain itu, kelemahan posisi bayi seperti ini juga akan menyebabkan bayi mudah terbangun.

Posting Komentar untuk "Kelebihan Kekurangan Posisi Tidur Bayi Telentang"