Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Deteksi Dini Anemia pada Bayi

Seseorang dikatakan sakit anemia apabila kadar hemoglobin (hb) atau sel darah merahnya kurang dari ketentuan. Siapapun sebenarnya bisa terkena penyakit anemia ini.

Orang dewasa maupun anak kecil, bahkan bayi bisa terkena anemia jika zat besi dalam tubuh ibunya tidak tercukupi.

Setiap tingkat memiliki kadar hb yang berbeda-beda. Berdasarkan standar dari WHO, anak usia 6 bulan sampai 59 bulan atau sekitar hingga usia 4,5 tahun harusnya nilainya 11 mili gram per desi liter.

Sementara itu, anak yang berusia 5 tahun hingga 11 tahun, kebutuhannya 11,5 mg per desi liter. Dan anak yang berusia 12-14 tahun kadar kebutuhannya 12 mili gram per desi liter.

Maka dari itu, jika sel darah merahnya kurang dari kebutuhan di atasm anak bisa dikatakan terkena anemia.

Tiga Penyebab


Penyebabnya yang paling sering terjadi adalah karena kekurangan zat besi.

1. Produksi sel darah merah dalam tubuh kurang.

2. Sel darah merah dipecah lebih cepat.

3. Karena adanya proses pendarahan.

Usia normal darah adalah sekitar 120 hari. Terkadang sebelum itu, sel darah merahnya sudah terpecah lebih awal sehingga berkurang dan menyebabkan sakit anemia.




Faktor makanan adalah hal yang utama yang membuat zat besi tidak terpenuhi dalam tubuh. Jika anemia terjadi pada bayi yang baru lahir, itu karena ibu yang sedang mengandung juga kekurangan zat besi.

Makanya, ibu hamil juga harus memperhatikan asupan zat besi yang masuk ke dalam tubuhnya agar bayi dalam kandungan juga terhindar dari anemia ini.

Ciri-Ciri Bayi Terserang Anemia


Bayi yang terserang anemia biasanya tampak pucat. Secara kasat mata, memang orang tua belum bisa memperkirakan secara pasti.

Hal pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah dengan melihat telapak tangan si bayi. Kalau terkena anemia, biasanya akan terlihat pucat atau masih kemerahan.

Bandingkan dengan telapak tangan orang tua, jika lebih pucat, sebaiknya segera periksakan ke dokter.





Dampak Anemia


Dampak anemia ini bukanlah hanya dalam jangka pendek, namun lebih pada jangka panjang. Darah dalam tubuh berfungsi untuk mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh.

Oksigen berperang penting untuk metabolisme tubuh. Kalau jumlah dalam darah sedikit, otomatis oksigen yang dibawa juga sedikit dan akibatnya metabolisme tidak akan bekerja dengan baik.

Oksigen ini juga sangat berperan dalam pembentukan otak dan mempengaruhi perkembangan syaraf. Bisa saja bayi yang terkena anemia mengalami perkembangan otak dan syaraf yang lambat.

Kalau pada masa golden age bayi kekurangan oksigen, maka dikhawatirkan akan berpengaruh pada perkembangan syraf serta otaknya.

Lazada Indonesia

Pencegahan dan Penanganan


Penanganan untuk anemia, harus dilihat terlebih dahulu apa yang menyebabkannya. Sebenarnya, pencegahan akan lebih baik karena demi pertumbuhan si bayi. Pencegahan bisa dilakukan dengan cara memberikan asupan gizi yang cukup sejak masih berada dalam kandungan.
Lazada Indonesia
Kalau untuk bayi yang lahir dengan cukup bulan, asupan tambahan zat besi bisa diberikan mulai usia 6 bulan. Sedangkan untuk bayi yang prematur, asupan zat besi bisa diberikan sejak usia bayi 2 minggu.

Bayi yang prematur harus memenuhi kebutuhan zat besinya lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang normal. Makanya, sejak usia 2 minggu sudah boleh diberikan tambahan, bahkan sampai sudah besar.

Posting Komentar untuk "Deteksi Dini Anemia pada Bayi"